http://www.bloggerthemes.net/

P2MKP MINA SRIKANDI

Senin, 28 Oktober 2013 3 komentar

Pembuatan Kolam Bundar Portable

A.     PEMBUATAN KOLAM PORTABLE

1.Teknik Pemuatan saluran pembuangan (Outlet)

Pertama kita bersihkan dahulu pekarangan/ lokasi untuk pembuatan kolam dengan desain kemiringan diletakkan pada bagian paling tengah (pusat), dengan kemiringan  + 10 cm, ini bertujuan agar endapan dapat mengumpul pada satu titik, sehingga pada titik tersebut akan ada semburan aerasi, sehingga tidak akan terjadi pegendapan kotoran.
Setelah itu pasangan paralon dengan dari sumbu ke pinggir/ batas luar kolam dan keduanya dipasang knee dan di lem dengan lem paralon, posisikan paralon agar tidak sejajar atau menjorok keluar area kolam agar air dapat terbuang semua. Kemudian ratakan dengan tanah kembali.

2.  Teknik pemasangan wiremesh
Setelah pembuatan saluran pembuangan selesai selajutnya kita memasang besi wiremesh yang berfungsi untuk menyangga terpal, mula-mula besi kita potong sesuai ukuran, kemudian kita satukan sehingga menjadi bentuk bulat, pada pertemuan besi wiremesh tersebut kita satukan dengan cara kita ikatkan salah satu besi dengan sehigga akan menyatu dengan kuat.

Selanjutnya kita pasang penutup bagian dalam wiremesh dengan karpet talang kita ukur sesuai kebutuhan dan kita pasang di dalam besi wiremesh kemudian kita ikat dengan kawat bendrat agar tidak lepas, ini bertujuan untuk menghindari benjolan-benjolan yang diakibatkan oleh air ketika kolam sudah diisi oleh air.

3.Teknik Pemasangan terpal GM

Selanjutya, kita pasang karpet talang atau karpet lantai selanjutnya kita pasang terpal bundar dengan langsung kita posisikan dari tengah, atau dicari sumbu tengahnya sehingga akan lebih mudah dan akan sesuai yang kita harapkan, kemudian pelan-pelan kita buka sehingga menutupi semua area wiremesh, setelah wiremesh terpasang dengan rapi kemudian langkah selajutnya yakni membuat lubang  pembuangan yakni dengan cara menyobek menggunakan silet/ pisau cutter pada bagian atas knee pembuangan, kemudian kita masukkan paralon yang sudah kita lubangi dan diberi penutup.

contoh kolam bundar







0 komentar

Pemberian Pakan pada Benih Ikan Lele

Pemberian pakan Benih


  1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
  2. Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton, yaitu Daphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%. Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton. Makanan yang berupa teoung dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum.
  3. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
  4. Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak 32% x biomassa setiap hari.
  5. Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
  6. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
  7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.
  8. Pengepakan dan pengangkutan benih
0 komentar

Perawatan Benih

    1. Kolam untuk pendederan:
      1. Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
      2. Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.
      3. Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa
        plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan.
      4. Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik.
      5. Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.
      6. Penjarangan:
        1. Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih besar, sehingga volume
          ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang.
  • Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan :
  • Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
  • Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan
    yang lebih besar).
  • Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.
  1. Cara penjarangan pada benih ikan lele :
  • Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
  • Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
  • Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
0 komentar

Pemijahan Ikan Lele

PEMIJAHAN


  • Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam (pilih salah satu).
  • Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairi selama 4 hari.
  • Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlah berat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan .
  • Biarkan sampai 10 hari.
  • Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai 10 hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan diharapkan selama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik dan akan bertelur terus sampai umur 5 tahun.
  • Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam pendederan dengan cara: air kolam disurutkan sampai batas kubangan, lalu benih
    dialirkan melalui pipa pengeluaran.
  • Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederan diberi makanan secara intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengan
    kepadatan 60 -100 ekor/m2.
  • Dari seekor induk lele dapat menghasilkan ± 2000 ekor benih lele. Pemijahan induk lele biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari.
  1. Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan
    1. Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
  • Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m.
  • Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran 25 x 40×30 cm tanpa dasar sebagai sarang pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan diberi enceng gondok supaya kotak menjadi gelap.
  • Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari tumpukan batu bata atau ember plastik atau barang bekas lain yang memungkinkan.
  • Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil untuk menempatkan telur hasil pemijahan.
  • Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi dengan air bersih dan keringkan.
  1. Pemijahan:
  • Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00–16.00.
  • Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah.
  • Beri makanan anak-anak lele yang masih kecil (stadium larva) tersebut berupa kutu air atau anak nyamuk dan setelah agak besar
    dapat diberi cacing dan telur rebus.
  1. Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal
    1. Penyiapan bak pemijahan secara masal:
  • Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2, ukuran 2×10 m2 atau 5×10 m2.
  • Di luar bak, menempel dinding bak dibuat sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap sarang dibuatkan satu lubang dari paralon berdiameter 4 inchi.
  • Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil untuk tempat menempel telur hasil pemijahan.
  • Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin, lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan.
  1. Pemijahan:
  • Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah sarang , induk jantan sama banyaknya dengan induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50 pasang untuk bak seluas 50 m2 (5×10 m2), setelah bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
  • Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air sampai ketinggian 50- 60 cm, induk beri makan secara intensif.
  • Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm.
  • Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari.
  • Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih lele.
  • Benih lele dikeluarkan melalui saluran pengeluaran benih untuk didederkan di kolam pendederan.
  1. Pemijahan Buatan
    Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjar hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:
  • Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma, disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).
  • Mendorong nafsu sex (libido)